Penelitian LIPI: Budidaya Jamur Jadi Peluang Bisnis saat Ini

Tim dari sejumlah anak muda berhasil membudidayakan jamur di kebun bawah tanah

Penulis: M Kautsar, Editor: Rojes Saragih - Senin, 27 Juli 2020 | 09:00 WIB

SariAgri - Peneliti jamur dari Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Iwan Saskiawan mengatakan jamur memiliki keunggulan dalam budidaya dan berpotensi tinggi dalam peningkatan produksi nasional.

“Keunggulan budidaya jamur ini, kita menggunakan limbah tetapi tidak menghasilkan limbah. Limbah yang kita gunakan misalnya dari jerami padi, serbuk gergaji kemudian limbah tekstil kapas dan lainnya. Perputaran uang dalam bisnis jamur cukup cepat. Dalam sebulan jamur merang sudah panen dan dijual,” kata Iwan dalam keterangan resminya.

Iwan mengatakan, di tengah merosotnya perekonomian saat ini dan banyak terjadi PHK, budidaya jamur layak dijadikan peluang bisnis. Hal yang perlu dikuasai hanyalah tentang tehnik dasar budidaya jamur, termasuk pembibitan.

Sementara itu, pengusaha jamur tiram CV Asah Agro Corporation (AAC), Triono Untung Piryadi mengatakan, budidaya jamur mudah untuk dikembang, terlebih cukupnya lahan di Indonesia. Dia bahkan menyajikan sejumlah teknis dasar budidaya yang penting diketahui pemula. Mulai dari penyiapan baglog dan bahan baku media tanam, tehnik penaburan bibit, inkubasi, pemeliharaan kubung hingga proses panen.

“Usaha jamur itu mudah dan disesuaikan saja dengan iklim. Dilihat dari jumlah penduduk, pangsa pasar Indonesia luar biasa. Daya terima masyarakat dari tahun ke tahun meningkat,” papar Triono.

Adapun Ketua Kelompok Jembar Jamur, Subang, Jawa Barat, Wahyudin, mengatakan para petani jamur hingga saat ini bersemangat untuk menanam. Hanya saja terkadang petani terkendala permodalan.

Baca Juga: Penelitian LIPI: Budidaya Jamur Jadi Peluang Bisnis saat Ini
Budidaya Jamur Punya Potensi Ekspor Tinggi, Permintaan Terus Meningkat

“Menanam jamur itu mudah. Bisnis jamur memberikan lapangan pekerjaan sehingga bisa mengurangi pengangguran di desa. Kami juga mengajak pelaku usaha terjun dalam permodalan karena banyak petani yang mau menanam namun memiliki keterbatasan modal,” terang Wahyudin.

Wahyudin juga meminta dukungan pemerintah untuk meningkatkan produksi jamur dengan pendampingan dan bantuan teknologi pasca panen. Dirinya meyakini, dengan simbosis mutualisme antara petani, pemerintah dan pelaku usaha, bisnis jamur bisa melonjak tinggi. (Sariagri.id/Istihanah Soejoethi)