Banyak Kecoa Jelang Lebaran? Coba Bersihkan Pakai Biji Lerak

Ilustrasi kecoa. (Foto: Pixabay)

Editor: M Kautsar - Senin, 10 Mei 2021 | 15:00 WIB

SariAgri - Menjelang Lebaran banyak orang yang membersihkan rumah. Meski silaturahmi terbatas karena pandemi, suasanya yang bersih akan membawa dampak bagi kemuliaan Lebaran.

Pada saat bersih-bersih ini, Sobat Agri kerap menemukan serangga pengganggu. Salah satunya, kecoa.

Seorang siswa SMA Shafta Surabaya, Jawa Timur, Alfitri Dewi Ashita menemukan cara ampuh untuk mengusir kecoa. Cara itu dia temukan saat mengisi waktu selama sekolah daring.

Gadis berusia 16 tahun ini, berhasil menciptakan terobosan buah lerak diolah menjadi semprotan pembasmi kecoa.

Alfitri mengaku ide awal membuat biji lerak menjadi obat ampuh pembasmi serangga kecoa dari ibunya.

Dia kemudian tertarik untuk mencoba membuatnya sendiri. “Awalnya ibu pernah bikin dan saya membaca juga di internet jika buah lerak bukan hanya bisa untuk mencuci batik tapi juga bisa untuk membasmi serangga, nah dari saya mencoba inovasi ini dan mengaplikasian hanya untuk kecoa, dan saya buat ini ukuran 250 ml dan sudah saya aplikasikan lima menit kecoa mati,” ungkap Alfitri Dewi dengan bangga kepada SariAgri, Senin (10/5).

Dengan bahan biji lerak dan air bersih yang direndam selama dua bulan, penyemprot pembasmi kecoa ini sudah bisa digunakan. Menurut siswa kelas 12 ini cara pembuatannya pun cukup mudah.

“Pertama siapkan perbandingan 200 gram biji lerak dan 150 mililiter air bisa menjadi komponen yang pas.lalu biji lerak dipotong menjadi dua bagian, berikutnya direndam dengan air biasa selama dua bulan dan tanpa bahan pengawet,“ bebernya.

Semprotan biji lerak untuk pembasmi kecoa. (Foto; Sariagri/Arief L)
Semprotan biji lerak untuk pembasmi kecoa. (Foto; Sariagri/Arief L)

Ke depan rencananya pihak sekolah akan melakukan uji klinis untuk mengetahui kelayakan produk sehingga jika benar ampuh bisa diperjualbelikan.

“Sekolah sudah tertarik dan akan melakukan uji klinis. Jika terbukti ampuh akan dipatenkan dan diproduksi massal, kemudian dijual ke khalayak umum seharga Rp15 ribu,“ terangnya.

Sementara itu, Kepala Sekolah SMA Shafta, Andi Firmansyah mengatakan terobosan para siswa ini merupakan tugas untuk ujian praktik siswa dengan penelitian ilmiah dengan produk tepat guna yang dihasilkan.

“Praktik penelitian ini yang dihasilkan adalah produk tepat guna karena bisa berguna bagi masyarakat sehari-hari dan menjadi produk wirausaha bagi siswa juga. Nantinya kita akan daftarkan perizinan perindustrian rumah tangga ini supaya bisa dipasarkan dan lebih legal,” ungkapnya.