Bukan Virus Tikus, 8 Warga di Cipete Diduga Alami Penyakit Ini

Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rondonuwu. (Antara)

Editor: Dera - Jumat, 3 Juni 2022 | 13:00 WIB

Sariagri - Direktur Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit (Dirjen P2P) Kemenkes RI Maxi Rondonuwu menyebut gejala demam dan bercak merah pada kulit yang dialami warga Cilandak, Jakarta Selatan, mengarah pada dugaan cikungunya.

"Update untuk di Kelurahan Cipete Selatan, Cilandak, kita sedang lakukan swab ke tikus dalam rangka kewaspadaan dini untuk penyakit yang berpotensi ditularkan tikus," kata Maxi Rondonuwu usai menghadiri peringatan Hari Lanjut Usia Nasional (HLUN) 2022 di Lapangan Upacara Kemenkes RI, Jakarta, Jumat (3/6). 

Ia mengatakan Kemenkes menerima laporan ada delapan warga di RT08 dan RT10 RW02, Cipete Selatan, Cilandak, Jakarta Selatan (Jaksel), terpapar virus yang diduga penularannya berasal dari tikus.

Menurut Maxi pasien dilaporkan terpapar sejak April 2022 dan saat ini seluruhnya telah dinyatakan sembuh setelah menjalani perawatan di rumah sakit terdekat.

Maxi mengatakan tim dari Kemenkes telah melakukan penyelidikan epidemiologi di lokasi kejadian dengan memeriksa spesimen pasien maupun hewan tikus yang diambil lewat swab.

"Ternyata delapan penduduk itu lebih cenderung cikungunya," katanya, seperti dilansir dari Antara. 

Namun untuk memastikan lebih lanjut perihal itu, Kemenkes masih menunggu hasil laporan spesimen tikus yang saat ini masih diperiksa tim laboratorium Institut Pertanian Bogor (IPB).

Baca Juga: Bukan Virus Tikus, 8 Warga di Cipete Diduga Alami Penyakit Ini
Pemkot Jakbar Klaim Belum Temukan Warga yang Terpapar Virus Tikus

Pada acara yang sama, Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengatakan pemerintah terus meningkatkan kewaspadaan terhadap risiko penyakit yang ditularkan hewan ke manusia melalui pendekatan one health antara lingkungan, manusia dan hewan.

"Beberapa virus memang loncat dari hewan ke manusia. Kita bangun sistem kerja sama dengan Kementerian Pertanian terhadap semua virus yang ada," katanya.

Kemenkes dan Kementan akan melakukan surveilance bersama terhadap risiko penularan penyakit dari hewan ke manusia.

"Tidak usah terlalu panik, seperti wabah black death sudah ratusan tahun lalu," katanya.