Rupiah Rabu Sore Anjlok Jadi Rp14.692 per Dolar AS

Ilustrasi - Pegawai menunjukkan mata uang rupiah dan dolar AS di salah satu gerai penukaran mata uang di Jakarta (Antarafoto/Indrianto Eko Suwarso/YU/aa)

Editor: Yoyok - Rabu, 18 Mei 2022 | 15:35 WIB

Sariagri - Nilai tukar rupiah pada akhir transaksi di pasar spot hari ini, Rabu (18/5) sore, anjlok 48 poin atau 0,33 persen menjadi Rp14.692 per dolar Amerika Serikat (AS) dibandingkan posisi penutupan sehari sebelumnya Rp14.644 per dolar AS.

Selain rupiah, hingga pukul 15.00 WIB, mayoritas nilai tukar mata uang di kawasan Asia juga kalah melawan dolar AS, di antaranya dolar Singapura turun 0,08 persen, dolar Taiwan turun 0,03 persen, peso Filipina turun 0,05 persen, rupee India tueun 0,01 persen, yuan China melemah 0,21 persen, ringgit Malaysia melemah 0,11 persen, dan baht Thailand anjlok 0,25 persen.

Sedangkan yen Jepang menguat 0,05 persen, krown Korea menguat 0,65 persen, dan dolar Hong Kong stagnan.

Pengamat pasar keuangan, Ariston Tjendra mengatakan nilai tukar rupiah melemah terhadap dolar AS karena imbas sentimen kenaikan suku bunga acuan AS yang agresif.

Dalam wawancaranya Selasa kemarin dengan Wall Street Journal, Chairman The Fed Jerome Powell menekankan akan terus mendukung kenaikan suku bunga acuan AS sampai harga-harga turun ke level yang benar-benar sehat. Kalaupun normalisasi menghasilkan suku bunga yang lebih tinggi dari perkiraan sebelumnya, itu akan dilakukan.

Baca Juga: Rupiah Rabu Sore Anjlok Jadi Rp14.692 per Dolar AS
Dolar Keok di Asia, Rupiah Jadi Rp14.644 per Dolar AS

"Target inflasi the Fed adalah 2 persen, sementara inflasi AS sekarang berada di kisaran 8 persen," ujar Ariston.

"Sentimen kenaikan suku bunga acuan AS ini untuk sementara bisa menutup sentimen positif untuk rupiah dari surplus besar neraca perdagangan Indonesia pada April 2022," tambah Ariston.

Surplus neraca perdagangan pada April 2022 tercatat 7,56 miliar dolar AS, meningkat dibandingkan bulan sebelumnya yang tercatat surplus 4,54 miliar dolar AS. Kondisi ini melanjutkan tren surplus selama 24 bulan berturut-turut. Selain itu, surplus tersebut juga merupakan surplus tertinggi sepanjang sejarah mengalahkan rekor pada Oktober 2021 yang tercatat 5,74 miliar dolar AS.