Begini Kata WHO Usai Jokowi Bebaskan Masker di Luar Ruangan

Dirjen WHO Tedros Adhanom saat berbicara soal varian Omicron. (Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 18 Mei 2022 | 13:40 WIB

Sariagri - Presiden Joko Widodo (Jokowi) telah memutuskan untuk melonggarkan kebijakan penggunaan masker di luar ruangan. Keputusan ini diambil berdasarkan sejumlah aspek.

Diketahui, penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia disebut semakin terkendali dalam beberapa waktu terakhir.

Namun, Jokowi menekankan masyarakat yang masuk kategori rentan, lanjut usia dan memiliki komorbid tetap disarankan menggunakan masker saat beraktivitas baik di dalam atau luar ruangan. Termasuk mereka yang flu, pilek dan batuk.

Lantas bagaimana kata Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), soal melepas masker di luar ruangan. Dalam laman resminya, masker masih dapat berguna untuk menghindari transmisi kasus Covid-19.

Saran WHO soal penggunaan masker dalam beberapa situasi, apa saja?

1. Dalam pengaturan indoor di mana ventilasi diketahui buruk atau tidak dapat dinilai dengan pasti, atau sistem ventilasi tidak dipelihara dengan baik, terlepas dari apakah jarak fisik minimal 1 meter dapat dipertahankan;

2. Dalam pengaturan dalam ruangan yang memiliki ventilasi yang memadai jika jarak fisik minimal 1 meter tidak dapat dipertahankan; atau

3. Dalam pengaturan luar ruangan di mana jarak fisik minimal 1 meter tidak dapat dipertahankan.

Senada juga dengan apa yang disarankan WHO ke publik dunia, bahwa bila terdapat keraguan dalam menganalisa situasi ini. Dalam situasi ini, warga tetap disarankan menggunakan masker.

Baca Juga: Begini Kata WHO Usai Jokowi Bebaskan Masker di Luar Ruangan
RI Didesak WHO untuk Perketat Pembatasan Kegiatan di Seluruh Wilayah

"Selama menggunakan masker, sebisa mungkin tetap menjaga jarak fisik dengan orang lain. Mengenakan masker tidak berarti Anda dapat melakukan kontak dekat dengan orang lain," tulis WHO.

Sekadar informasi, informasi dari Worldometers, pada akhir 2019 hingga kini ada 524.096.249 kasus Covid-19 di dunia. Di mana 6.292.624 pasien dinyatakan meninggal sementara 493.892.358 sembuh.