Campur Aduk, Cerita Mahasiwa Indonesia Rayakan Lebaran di Negeri Orang

Merayakan Lebaran di negeri orang. (Dok. Pribadi)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 2 Mei 2022 | 15:30 WIB

Sariagri - Idul Fitri sering dimanfaatkan sebagai momen untuk berkumpul dengan keluarga. Namun, tidak semua umat muslim di perantauan bisa mudik ke kampung halaman saat Lebaran. 

Contohnya Muhammad Irham Sahana, mahasiswa Indonesia yang sedang menjalani studi S3 di Ehime University, Matsuyama, Jepang. Sejak 2019, alumni IPB University ini merayakan Lebaran jauh dari keluarganya di Pekalongan, Jawa Tengah. 

"Iya, udah hampir empat tahun enggak pulang buat Lebaran. Soalnya, tahun pertama dan kedua saya mengambil program master di Ehime University. Kemudian, di tahun ketiga ini, saya melanjutkan kuliah untuk program doctoral di kampus yang sama," ungkapnya saat dihubungi Sariagri.id melalui surel. 

Pria yang akrab disapa Irham ini mengakui terasa ada yang kurang saat merayakan Lebaran di Jepang. Namun, dia tetap merasa gembira meski harus merayakan Lebaran jauh dari keluarga. 

"Senang, tetapi juga ngerasa ada yang kurang. Senang karena bisa bertemu dengan teman-teman baru dan merasakan suasana lebaran yang berbeda," katanya. 

"Yang pasti suasananya beda. Yang biasanya selalu denger adzan dan takbiran dimana-mana, sekarang cuma bisa denger adzan lewat aplikasi, dan takbiran pun dilakuin sendiri-sendiri. Kemudian, jika berlebaran di rumah, biasanya bisa sungkeman langsung sama orang tua tetapi selama disini Ketika lebaran sungkeman secara virtual," lanjutnya.

Irham menambahkan Idul Fitri tidak tidak masuk dalam kalender libur nasional di Jepang. Karena itu, warga muslim harus segera kembali beraktivitas setelah menjalankan salat Ied. 

"Ketika Lebaran, tidak ada tanggal merah di kalender Jepang. Setelah salat Ied dan halal bihalal, biasanya saya dan temen-temen langsung bubar untuk Kembali beraktivitas seperti semula, ke kampus maupun bekerja," katanya. 

Selama tinggal di Jepang, Irham tetap bisa menjalankan salat Ied berjamaah dengan rekan-rekannya sesama muslim. Biasanya komunitas muslim di sana akan menyewa gedung untuk salat ied berjamaah. Hanya saja, hal ini sempat tidak dilakukan selama pandemi COVID-19. 

"Tidak seperti Tokyo, Osaka, atau kota-kota besar lainnya yang lebih mudah untuk menemukan masjid maupun komunitas muslim, di tempat saya tinggal (Matsuyama), biasanya kami menjalankan ibadah salat Ied di gedung yang kami sewa karena masjid/mushola yang ada tidak cukup untuk menanmpung semua orang dan hanya ada satu," katanya. 

"Tapi dua tahun terakhir, kami menjalankan salat Ied di apartemen kami masing-masing. Misalnya di kompleks Matsuki Biru ada lima apartmen kamar, nanti semua penghuninya salat bareng di salah satu apartmen. Namun, sepertinya lebaran kali ini, kami bisa menyewa gedung Kembali untuk kami gunakan sebagai tempat salat Ied," lanjutnya.

Tahun ini, Irham mengatakan salat Idul Fitri akan kembali dilaksanakan secara berjamaah di gedung yang disewa  komunitas muslim disama. 

Dia yakin, tahun ini jamaah yang datang akan lebih banyak karena 1 Syawal jatuh bersamaan dengan libur Golden Week di Jepang. 

"Lebaran kali jatuh pas ada libur golden week di jepang, yaitu libur dari tanggal 29 April-8 Mei. Kemungkinan orang yang datang salat nanti akan lumayan banyak, karena sebagian besar muslim yang tinggal di Matsuyama adalah sebagai pekerja," katanya

Lebaran tahun ini, lanjut dia, akan terasa berbeda dari dua tahun sebelumnya. Karena tahun ini pandemi COVID-19 sudah menurun, sehingga kebijakan sudah mulai longgar, seperti tidak ada lagi batasan zona merah, kuning dan sebagainya. 

Baca Juga: Campur Aduk, Cerita Mahasiwa Indonesia Rayakan Lebaran di Negeri Orang
Tetap Sehat saat Idul Fitri, Begini Cara Atur Pola Makan

Irham menambahkan, komunitas muslim di Matsuyama memiliki tradisi unik selama Lebaran mulai takbiran hingga berbagi makanan khas dari negara masing-masing saat halal bihalal.  

"Malam Lebaran takbiran baik virtual maupun langsung di Gedung MICC (Matsuyama Islamic Culture Center). Kemudian, biasanya setelah salat Ied, ada acara makan-makan dan halal bihalal. Tidak cuma makanan dari Indoensia, biasanya juga ada yang bawa makanan khas dari negara masing-masing," katanya.