Kasus Harian Melonjak Jelang Masuk Sekolah, Korsel Lakukan Vaksin untuk Anak

Ilustrasi - Vaksin COVID-19.(Pixabay)

Editor: Arif Sodhiq - Rabu, 23 Februari 2022 | 17:00 WIB

Sariagri - Korea Selatan (Korsel) telah menyetujui penggunaan vaksin COVID-19 Pfizer untuk anak berusia 5 - 11 tahun. Kementerian Keamanan Pangan dan Obat-obatan mengatakan, langkah itu untuk menekan angka penularan jelang selesainya liburan musim dingin minggu depan. 

Badan Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea menyebut kasus harian COVID-19 di Korea Selatan terus meningkat hingga 170.000 orang dan 30 persen ditemukan pada anak-anak berusia 18 tahun atau lebih muda. 

Vaksin yang diberinama Comirnaty akan diberikan dua kali dengan interval tiga minggu. Sementara anak-anak dengan sistem kekebalan tubuh sangat lemah dapat menerima suntikan ketiga empat minggu setelah inokulasi kedua. 

“Vaksin yang disetujui itu bermakna karena merupakan vaksin pertama yang dapat mencegah infeksi virus corona pada anak-anak, dan menahan perkembangan gejala parah di antara mereka di saat jumlah kasus COVID-19 meningkat akibat penyebaran varian omicron," ujar perwakilan Kementerian dilansir dari Korea Herald, Rabu (23/2/2022). 

KDCA akan mengumumkan rencana secara rinci kapan dan bagaimana otoritas kesehatan mulai memberikan vaksin untuk anak berusia 5 - 11 tahun. Persetujuan itu datang kurang dari tiga minggu setelah cabang Pfizer Korea mengajukan persetujuan produk pada 4 Februari.

Sebelumnya, perusahaan farmasi global itu telah menyerahkan hasil uji klinisnya terhadap 3.000 anak berusia 5-11 tahun di empat negara, termasuk Amerika Serikat.

Menurut kementerian, keseluruhan keamanan dan kemanjuran pemberian vaksin pada anak usia 5-11 tahun serupa dengan vaksin untuk orang berusia 16-25 tahun.

Efek samping paling umum termasuk rasa sakit dan bengkak di tempat suntikan, kelelahan, sakit kepala, kemerahan, nyeri otot dan kedinginan. Otoritas kesehatan mengatakan ada lebih banyak laporan efek samping setelah dosis kedua daripada yang pertama, tetapi gejalanya hilang dalam tiga hari berikutnya.

Kementerian mengatakan tidak ada kematian yang dilaporkan, gejala radang jantung atau anafilaksis dari pemberian vaksin.

Comirnaty ditemukan 90,7 persen efektif mencegah gejala COVID-19 di antara 1.968 anak yang belum terinfeksi virus corona.

"Meski kami belum memutuskan siapa yang akan menjadi subjek prioritas untuk inokulasi, target pertama yang akan divaksinasi adalah kelompok berisiko tinggi di antara anak-anak," kata Choi Eun-hwa, profesor Fakultas Kedokteran Universitas Nasional Seoul, di konpers tertutup.

"Mereka termasuk anak-anak dengan obesitas, penyakit paru obstruksi kronis, penyakit jantung dan diabetes. Kelompok sasaran lainnya adalah anak-anak yang tinggal dengan anggota keluarga yang sudah tua atau memiliki penyakit yang mendasarinya," tambahnya. 

Baca Juga: Kasus Harian Melonjak Jelang Masuk Sekolah, Korsel Lakukan Vaksin untuk Anak
Sesuaikan Inkubasi Omicron, Karantina Perjalanan Luar Negeri Dipangkas Jadi 3 x 24 Jam

Mengenai tujuan pemberian vaksin kepada anak, Kementerian menjelaskan anak sangat aktif. Mereka dapat menyebarkan virus ke orang lain di sekolah dan di rumah. Karena itu, perlu diberikan vaksin bagi mereka untuk mencegah gejala parah dan mencegah penyebaran virus.

Vaksin itu telah disetujui untuk digunakan di 62 negara, termasuk AS, Inggris, Uni Eropa dan Jepang untuk anak usia 5-11 tahun. 

Video: