Panen Amerika Selatan Terkendala, Harga Kedelai Melesat

Editor: Yoyok - Jumat, 28 Januari 2022 | 09:55 WIB
Sariagri - Harga kedelai berjangka di Bursa Komoditas Chicago atau Chicago Board of Trade (CBOT) untuk kontrak pengiriman Maret ditutup naik 8,25 dolar AS menjadi 1.448,25 dolar AS per bushel atau gantang pada penutupan Kamis (27/1) atau Jumat (28/1) pagi WIB. Harga kedelai ini menyentuh level tertinggi bagi kontrak teraktif sejak 16 Juni.
Kenaikan harga kedelai ke level tertinggi tujuh bulan terjadi di tengah kekhawatiran tentang panen Amerika Selatan yang lebih kecil, yang dapat menggeser lebih banyak permintaan global ke Amerika Serikat.
Sementara itu, harga gandum merosot untuk sesi kedua berturut-turut didorong penguatan dolar dan meredanya kekhawatiran bahwa Rusia akan menyerang Ukraina dan berpotensi mengganggu pengiriman komoditas biji-bijian dari wilayah Laut Hitam tersebut. Tercatat, gandum CBOT Maret jatuh 18 dolar AS menjadi 777 dolar AS per bushel.
Reuters melaporkan harga jagung diperdagangkan lebih tinggi dan lebih rendah selama sesi tersebut, terseret kenaikan harga kedelai dan kejatuhan gandum, tetapi ditutup melemah. Jagung untuk kontrak pengiriman Maret turun 1,75 dolar AS menjadi 625,25 dolar AS per bushel.
"Kita mengalami tarik ulur antara kedelai dan gandum, dan jagung terjebak di tengahnya," kata Ted Seifried, analis Zaner Group.
"Kedelai menguat berdasarkan kekhawatiran tentang produksi, yang berarti bisa lebih banyak ekspor bagi Amerika. Hari ini juga merupakan hari big statement bagi dolar dan itu memberi banyak tekanan pada gandum, yang pada gilirannya menahan harga jagung."
Indeks Dolar AS (Indeks DXY) melonjak ke level tertinggi sejak Juli 2020 terhadap mata uang utama lainnya, Kamis, membuat komoditas berdenominasi greenback lebih mahal bagi pembeli global. Gandum sangat sensitif terhadap guncangan mata uang tersebut.
Baca Juga: Panen Amerika Selatan Terkendala, Harga Kedelai MelesatEropa Timur Memanas, Harga Gandum Dekati Tingkat Tertinggi Dua Bulan
Trader komoditas biji-bijian mencermati kondisi cuaca dan panen di Amerika Selatan setelah kekeringan mengikis potensi hasil panen di daerah produksi utama Brasil dan Argentina.
Beberapa daerah diguyur hujan baru-baru ini, tetapi kerusakan telah terjadi. Produksi kedelai di negara bagian Parana, Brasil, diperkirakan mencatat penurunan 35 persen pada musim ini.
Investor juga mencermati ketegangan antara Rusia dan Barat di tengah kekhawatiran kemungkinan invasi Moskow ke Ukraina.