Jangan Sering Abai, Ini 3 Gejala Tidak Biasa Varian Omicron

Ilustrasi varian Omicron. (Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 23 Desember 2021 | 12:40 WIB

Sariagri - Varian Omicron kali ini menjadi momok masyarakat dunia, ada tiga gejala yang diperlihatkan. Mulai dari batuk, mudah lelah dan pilek atau hidung tersumbat.

Hal tersebut berasal dari laporan mingguan yang dirilis Pusat Pengendalian Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) bertajuk 'Morbidity and Mortality Weekly Report'. Pada laporan mingguan edisi 1-8 Desember 2021, CDC melaporkan 89% pengidap Omicron di kawasan Amerika Serikat (AS) mengeluhkan gejala batuk.

Sedangkan untuk mudah lelah dirasakan oleh 65% pasien. Banyak penderita varian Omicron juga yang mengaku mengalami pilek atau hidung tersumbat, dengan jumlah 59%.

"Dari laporan tahap awal, banyak kasus infeksi akibat varian omicron diikuti dengan gejala ringan. Akan tetapi, seperti varian Covid-19 sebelumnya, biasanya ada jeda antara infeksi dan gejala parah yang akan mengikuti. Meski begitu, gejala turunan akibat Omicron diharap lebih ringan jika dialami orang yang sudah divaksinasi dan eks penderita SARS-CoV-2," tulis CDC dalam laporan tersebut.

Gejala penyerta juga diungkap penelitian dirasakan hampir seluruh penderita. Jumlah kelompok tersebut mencapai 93% dan sisanya tidak diikuti gejala turunan. Varian Omicron diketahui memiliki gejala yang ringan. Namun menurut CDC, varian itu dapat mengganggu sistem kesehatan karena sifatnya yang mudah menular.

Oleh karena itu, diimbau seluruh pihak untuk bisa memperkuat sistem pengawasan dan pertukaran informasi mengenai varian itu agar bisa menekan laju penularan.

Baca Juga: Jangan Sering Abai, Ini 3 Gejala Tidak Biasa Varian Omicron
Kasus Omicron di Indonesia Seluruhnya Berasal dari Luar Negeri, Kata Menkes

CDC juga menemukan penyakit ikutan diluar tiga gejala yang tadi. Terdiri dari demam sebanyak 38%, mual atau muntah (22%), sesak napas (16%), diare (11%) dan anosmia atau hilangnya kemampuan penciuman (8%).

Dari segi kelompok umur, CDC melaporkan 58% dari umur 18-39 tahun, 40-64 tahun (23%), 65 tahun ke atas (9%) dan 18 tahun ke bawah (9%). Dalam laporan CDC disebutkan belum ada kasus meninggal akibat Omicron. Rasio penderita yang dirawat di RS juga rendah sebesar 2%.