Perangi Pandemi COVID-19, Ini 7 Kebijakan Luar Biasa Xi Jinping di China

Presiden China Xi Jinping. (Reuters/Antara)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 25 November 2021 | 12:30 WIB

Sariagri - Demi perangi pandemi COVID-19 pemerintah China tidak main-main, infeksi harian pada gelombang kali ini turun signifkan dari yang berada di atas 80 per hari menjadi hanya sekitar 20 saja.

Penurunan ini tidak lepas dari kebijakan di luar kebiasaan yang diambil negara pimpinan Presiden Xi Jinping. Setidaknya ada tujuh langkah luar biasa yang diambil oleh pemerintah China dalam memerangi pandemi COVID-19.

Berikut ini 7 kebijakan pemerintah China dalam menekan laju virus COVID-19:


1. Melakukan Lockdown Berkali-kali

Presiden Xi Jinping beberapa kali melakukan penguncian di titik-titik yang menjadi pusat penularan. Pada awal pandemi di kota Wuhan, ia mengunci kota itu dari luar selama beberapa bulan.

Pada Juli lalu, Beijing memutuskan untuk mengunci sementara kota Nanjing usai ditemukan beberapa kluster infeksi di kota itu. Wabah Nanjing ini berkaitan dengan Varian Delta yang didatangkan oleh seorang penumpang pesawat terbang dari Rusia.

Untuk lonjakan baru-baru ini, China telah mengunci tiga kota yakni Heihe, Eijin, dan juga Lanzhou. Selain di tiga kota itu, penguncian yang sifatnya lokal atau per kompleks perumahan juga dilakukan di ibukota China, Beijing.

2. Menghambat Pemberitaan soal COVID-19

China sempat menahan beberapa jurnalis yang datang ke Wuhan untuk meliput wabah dengan sudut pandang yang berbeda. Salah satu dari mereka sempat mengalami mogok makan dan terancam meninggal seperti yang dilakukan Zhang Zhan.

Zhan pergi meliput ke Wuhan pada Februari 2020. Ia menanyakan cara-cara pihak berwenang menangani penularan virus yang sangat masif itu.

"Isu virus memang sangat sensitif, termasuk dari mana asalnya dan bagaimana situasi di Wuhan," kata pengacara Zhan, Ren Quanniu.

"Ia pergi ke sana untuk melakukan beberapa wawancara di tempat, dan berhubungan dengan Radio Free Asia dan Epoch Times untuk wawancara. Keduanya dipandang oleh pejabat China sebagai media yang bermusuhan."

Zhang dijatuhi hukuman empat tahun penjara atas tuduhan menyebarkan hoaks dalam memberitakan wabah Covid di Wuhan. Pemerintah menganggapnya telah melakukan provokasi masalah.

3. Isolasi Warga di Fasilitas Umum

China juga sempat melakukan hal ini di kampus Zhuanghe University City di Kota Dalian dan 1.500 mahasiswanya setelah mendeteksi puluhan pelajar di sekolah itu positif COVID-19.

Selain itu, ratusan mahasiswa Zhuanghe University City juga telah dievakuasi ke hotel-hotel untuk menjalani observasi medis demi meredam penyebaran COVID-19 di kampus tersebut.

4. Menawarkan Hadiah untuk Cari Tahu Info Infeksi

Otoritas kota Heihe menawarkan uang tunai 100 ribu yuan atau setara Rp222 juta bagi setiap warga yang mengetahui informasi mengenai sumber lonjakan kasus COVID-19.

"Untuk mengungkap sumber lonjakan virus sesegera mungkin dan menemukan rantai penularan, (hadiah) itu diperlukan sebagai upah perang rakyat semesta untuk mencegah dan mengendalikan epidemi," sebut pernyataan Pemkot Heihe.

5. Membunuh Hewan yang Terinfeksi COVID

Otoritas kota Harbin sempat melakukan pembunuhan terhadap tiga kucing peliharaan yang terinfeksi COVID-19. Pejabat kota Utara China itu menuturkan langkah tersebut dilakukan lantaran hingga kini tidak ada obat atau perawatan untuk binatang yang terinfeksi virus corona.

6. Tes Massal bagi Warga

Selama melakukan lockdown, China aktif melakukan tes masal di kota-kota yang memiliki kluster infeksi. Dalam penguncian Nanjing Juli lalu, pemerintah daerah telah meluncurkan pengujian massal kepada warga kota dan menutup tempat-tempat indah dan lokasi wisata, sekolah dan tempat hiburan di daerah yang terkena dampak.

Selain itu, pejabat di distrik Changping, barat laut Beijing, telah meningkatkan pelacakan kontak dan memperketat protokol keselamatan Covid dengan mengadakan tes terhadap 35 ribu orang warganya.

Baca Juga: Perangi Pandemi COVID-19, Ini 7 Kebijakan Luar Biasa Xi Jinping di China
Waspada! Varian Baru Delta AY.4.2 Berpotensi Mengkhawatirkan Indonesia

7. Membatalkan Penerbangan

Lockdown juga membuat beberapa penerbangan harus dibatalkan. Dalam penguncian terbaru, 60% penerbangan ke dua bandara utama di Xi'an dan Lanzhou telah dibatalkan. Bagi warga yang ingin keluar dari wilayah itu diizinkan dengan menunjukkan tes COVID-19 negatif.

Tak hanya penerbangan penumpang, China juga sempat membatalkan penerbangan dari terminal kargo bandara Shanghai setelah ditemukan kluster penyebaran virus COVID-19 di kalangan pekerja kargo.