Bill Gates Suarakan Agar Semua Vaksin COVID-19 Ditarik dari Peredaraan

Ilustrasi suntik vaksin covid-19 (pexels)

Penulis: Tatang Adhiwidharta, Editor: Reza P - Selasa, 31 Agustus 2021 | 17:30 WIB

Sariagri - Sebuah pernyataan mengejutkan diungkapkan pendiri Microsoft, Bill Gates, agar semua vaksin berbasis genetik COVID-19 segera ditarik dari pasaran. Ia menyadari jika vaksin yang ada sekarang jauh lebih berbahaya.

Ya, memang COVID-19 terus bermutasi dari varian Alpha hingga kini Delta menjangkit warga dunia. Untuk menangkal itu semua, vaksinasi dianggap sebagai jalan keluar.

“Kami membuat kesalahan besar. Kami ingin melindungi orang dari virus berbahaya. Tapi ternyata virusnya jauh lebih berbahaya dari yang kita duga. Dan vaksinnya jauh lebih berbahaya daripada yang dibayangkan siapa pun,” ungkap Gates seperti dinukil dari Dailyexpose, Selasa (31/8/2021).

“Vaksin ini—Pfizer, Moderna, Johnson & Johnson, AstraZeneca—mereka membunuh orang dari kiri dan kanan dan melukai beberapa orang dengan sangat parah,” tambah Gates.

“Data pemerintah sendiri menunjukkan kepada kita inilah yang terjadi. Sistem pelaporan CDC menunjukkan, apa? sekitar 13.000 kematian sejauh ini di AS dan lebih dari setengah juta efek samping. Yah, kita semua tahu sistem pelaporan itu palsu. Kami tahu bahwa VAERS (Centers for Disease Control and Prevention's Vaccine Adverse Event Reporting System) hanya menangkap sekitar satu persen dari apa yang terjadi. Jadi kita berbicara tentang lebih dari satu juta kematian akibat vaksin Covid ini, dan lebih dari 60 juta orang dengan efek samping yang buruk,” jelasnya.

“Ini bukan yang kami inginkan. Ini tidak dapat diterima,” tegas Gates.

Melihat saham Wall Street dari semua perusahaan vaksin Covid anjlok 20% hingga 30% ketika Gates mengumumkan bahwa ia bergabung dengan membuat petisi mendesak yang diajukan oleh organisasi Pertahanan Kesehatan Anak Robert F. Kennedy Jr. yang menyerukan kepada US Food and Drug Administration (FDA) untuk segera menarik semua vaksin COVID dari pasaran.

Gates melanjutkan bahwa banyak juga orang yang meninggal akibat vaksin. Namun, beberapa media arus utama menilai kejadian itu hanya kebetulan saja.

“Terlalu banyak orang yang menggunakan vaksin ini mati. Satu hari, dua hari, lima hari setelah mendapatkan suntikan. Orang lain menderita kelumpuhan, kebutaan, kejang-kejang, serangan jantung, keruntuhan sistem kekebalan, pembekuan darah, radang otak, kerusakan paru-paru atau ginjal, keguguran, penyakit autoimun, kegagalan sistem banyak organ, kelelahan permanen yang mendalam, dan banyak masalah mengerikan lainnya. Tentu saja, Juru Bicara Media kami—maksud saya media berita arus utama, menganggap semua tragedi ini sebagai ‘kebetulan saja',” paparnya.

Seperti diketahui, Gates Foundation memberikan pendanaan pertamanya kepada vaksin mRNA sekitar satu dekade yang lalu kepada peneliti asal Jerman-Turki bernama Ugur Sahin dan Ozlem Tureci. Mereka mendirikan sebuah perusahaan di Jerman dengan nama BioNTech dengan tujuan awal untuk membentuk vaksin kanker.

Setelah berawalnya pandemi, BioNTech membentuk kerja sama dengan Pfizer untuk membentuk vaksin Covid-19. Maka saat ini, perusahaan tersebut membagi fokus ke dalam dua proyek pembuatan vaksin dalam waktu yang bersamaan, yakni vaksin kanker dan Covid-19.

Bill Gates percaya bahwa vaksin mRNA akan memberikan harapan yang menjanjikan demi masa depan masyarakat di tengah pandemi ini. Vaksin jenis ini akan mampu untuk masuk ke dalam sel tubuh sehingga akan menghasilkan respon imun yang lebih baik. Namun hal ini berbalik pada diri Gates, dimana sebelumnya menilai kalau vaksin merupakan jalan keluar dari pandemi dunia. Sayangnya, dirinya salah, bahkan kini dirinya lebih peka dengan keadaan dirinya usai bercerai dengan Melinda.

Baca Juga: Bill Gates Suarakan Agar Semua Vaksin COVID-19 Ditarik dari Peredaraan
Sekolah Tatap Muka Diberlakukan, Ini Aturan untuk Daerah PPKM Level 2-3 Jawa dan Bali

“Saya telah melalui masa-masa sulit dan melakukan banyak pencarian jiwa sejak Melinda meninggalkan saya. Perceraian ini telah menyebabkan saya memperhatikan diri saya sendiri dengan baik. Saya tidak ingin dikenang sebagai monster yang membunuh jutaan orang melalui vaksin mematikan. Saya bukan monster. Saya bukan pembunuh massal. Saya tidak ingin dikenang sebagai pembunuh massal oleh keluarga, teman, dan perusahaan saya," tambahnya.

“Beberapa orang menyebut saya sosiopat atau bahkan psikopat karena skema visioner saya untuk membantu umat manusia—seperti mengurangi pemanasan global dengan menyemprotkan debu ke atmosfer bagian atas, atau melepaskan jutaan nyamuk yang dimodifikasi secara genetik untuk memerangi demam berdarah dan virus Zika,”timpalnya.