Usai Dipakai Jokowi, Baju Khas Suku Badui Kebanjiran Pesanan

UMKM pakaian khas Suku Badaui. (Foto: Antara)

Editor: M Kautsar - Senin, 16 Agustus 2021 | 16:10 WIB

Sariagri - Pelaku usaha mikro kecil dan menengah (UMKM) di kawasan pemukiman Badui di pedalaman Kabupaten Lebak, Banten mulai kebanjiran pesanan setelah Presiden Joko Widodo (Jokowi) memakai busana adat masyarakat Badui pada Pidato Sidang Tahunan Bersama MPR/DPR dan DPD di Jakarta.

 "Kami merasa kewalahan melayani pesanan dan di antaranya 30 konsumen dari Bali, " kata Kudil, seorang pelaku UMKM masyarakat Badui di Lebak, Senin.

Kebanyakan permintaan pesanan produk kerajinan tu pakaian pangsi yang biasa digunakan sehari-hari masyarakat Badui.

Permintaan terus meningkat, sehingga berdampak terhadap omzet pendapatan pelaku UMKM.

Meningkatnya permintaan tersebut setelah Presiden Jokowi menggunakan busana masyarakat adat Badui pada Sidang Kenegaraan yang dihadiri MPR, DPR dan DPD. 

"Kami tidak menyangka meningkatnya permintaan pesanan itu berkah dipakai Presiden Jokowi itu, " katanya. 

Menurut dia, dirinya kini mendapatkan omzet sekitar Rp20 juta melalui pesanan tersebut. Padahal, saat ini sangat sepi dan paling bantar omzet pendapatan Rp3 juta per pekan. 

Namun, kata dia, Presiden Jokowi memberikan rejeki terhadap pelaku UMKM masyarakat Badui dengan menggunakan pakaian busana adat Badui pada Sidang Kenegaraan, sehingga permintaan pesanan meningkat drastis bahkan permintaan dari negara tetangga. 

Meningkatnya permintaan itu dipastikan dapat mendongkrak pertumbuhan ekonomi masyarakat Badui di tengah pandemi COVID-19, dimana wisatawan yang berkunjung ke permukiman Badui relatif kecil.

Mereka para perajin khas produk Badui kini dipastikan kembali menggeliat dengan ramai di bale- bale rumah mereka menenun juga merajut tas koja yang bahan bakunya dari akar tanaman. 

Selain itu mereka memajang produk kerajinan Badui di rumah untuk siap melayani konsumen, termasuk pesanan secara online. 

Produk kerajinan Badui di antaranya kain tenun, pakaian pangsi, ikat kepala lomar, batik khas Badui, pakaian kampret khas Badui, selendang kain tenun, tas koja dan aneka souvenir.

Selama ini,pemasaran produk Badui di antaranya konsumen langsung mendatangi perajin juga ada permintaan melalui digitalisasi secara online. "Kami juga bisa melayani pembayaran dengan menggunakan rekening bank, " kata Kudil.

Neng (45) seorang pelaku UMKM Badui mengaku kini permintaan pesanan meningkat dari dampak pemakaian busana adat Badui oleh Presiden Jokowi. 

Kemungkinan pelaku UMKM masyarakat Badui kembali bangkit setelah terpuruk akibat pandemi COVID-19. Pelaku UMKM di sini sudah menghentikan produksi karena permintaan relatif sepi juga wisatawan ke kawasan Badui tidak ada, tambahnya, namun saat ini permintaan meningkat tentu pelaku UMKM Badui terbantu pendapatan ekonomi.

"Kami sekarang melayani permintaan pesanan hingga menghasilkan ekonomi Rp15 juta dan dipastikan terus meningkat," katanya.

Sementara itu, Gunawan (45) seorang konsumen mengatakan dirinya mendatangi pemukiman masyarakat Badui dan ingin membeli pakaian busana yang dipakai Bapak Jokowi hitam dengan lomar atau pengikat kepala. 

"Kami membeli pakaian khas Badui itu seharga Rp300 ribu dan sangat mencintai produk kerajinan Badui itu," katanya.