Dibuka Melemah, Rupiah Hari Ini Akan Bergerak Fluktuatif

Ilustrasi rupiah terhadap dolar AS di sebuah money changer (antarafoto)

Editor: Yoyok - Rabu, 23 Juni 2021 | 09:34 WIB

SariAgri - Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu (23/6) pagi, melemah 12 poin atau 0,09 persen ke posisi Rp14.415 per dolar AS dibandingkan posisi pada penutupan perdagangan sebelumnya Rp14.403 per dolar AS.

Direktur TRFX Garuda Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan kurs rupiah hari ini akan bergerak fluktuatif. “Namun akan ditutup ditutup melemah di rentang Rp14.380 hingga Rp14.430 per dolar AS,” katanya.  

Sementara itu, dolar AS bertahan pada level yang lebih rendah pada akhir perdagangan Selasa (Rabu pagi WIB), setelah Ketua Federal Reserve Jerome Powell menegaskan kembali niat bank sentral AS untuk mendorong pemulihan pasar kerja yang luas dan inklusif, dan tidak menaikkan suku bunga terlalu cepat berdasarkan hanya pada ketakutan akan datangnya inflasi.

“Kami tidak akan menaikkan suku bunga secara pre-emptive karena kami khawatir akan kemungkinan terjadinya inflasi. Kami akan menunggu bukti inflasi aktual atau ketidakseimbangan lainnya,” kata Powell dalam sidang di depan panel Dewan Perwakilan Rakyat AS.

Dolar telah melonjak setelah The Fed pada Rabu (16/6) mengatakan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan dua kenaikan suku bunga pada 2023. Itu membuat investor mengevaluasi kembali taruhan bahwa Fed akan membiarkan inflasi berjalan pada tingkat yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sebelum menaikkan suku bunga.

“Saya tidak berpikir dia menjelaskan lebih jauh tentang jadwal waktu. Dia juga tidak membuatnya lebih mendesak,” kata Lou Brien, ahli strategi pasar di DRW Trading di Chicago.

"Greenback" Turun 
Indeks dolar yang mengukur greenback terhadap enam mata uang utama lainnya turun 0,20 persen menjadi 91,733. Indeks bertahan di bawah tertinggi dua bulan di 92,408 yang dicapai pada Jumat (18/6).

Euro menguat 0,19 persen menjadi 1,1940 dolar AS dan dolar AS naik 0,28 persen menjadi 110,65 yen Jepang.
Para pejabat Fed telah menyatakan pandangan yang berbeda tentang kapan mungkin tepatnya untuk memperketat kebijakan moneter karena inflasi meningkat.

Bank sentral AS mungkin berada dalam posisi untuk mulai mengurangi dukungan luar biasa terhadap ekonomi AS pada akhir tahun ini atau awal tahun depan, kata Presiden Federal Reserve San Francisco, Mary Daly pada Selasa (22/6).

Baca Juga: Dibuka Melemah, Rupiah Hari Ini Akan Bergerak Fluktuatif
Investor Tunggu Data Ekonomi AS, Rupiah Melemah Tipis

Para pejabat Fed akan terus mengawasi data ekonomi untuk menentukan kapan waktu yang tepat untuk mulai menyesuaikan kebijakan moneter dan setiap pembicaraan tentang kapan harus menyesuaikan suku bunga masih jauh, kata Presiden Federal Reserve New York, John Williams.

"Tekanan inflasi sedikit lebih besar dari yang diperkirakan di balik pembukaan kembali (ekonomi), tetapi The Fed masih merasa bahwa sebagian besar tekanan itu tidak akan berkelanjutan," kata Chuck Tomes, associate portfolio manager di Manulife Asset Management di Boston.

Saat ini, data inflasi harga produsen AS pada Jumat (25/6) adalah fokus ekonomi utama berikutnya.