Ingin Selamatkan Bumi? Jangan Sisakan Makananmu di Piring!

Ilustrasi sampah makanan (foter)

Editor: Dera - Senin, 7 Juni 2021 | 16:50 WIB

SariAgri - Jejak karbon adalah jumlah karbon atau gas emisi yang dihasilkan dari berbagai aktivitas oleh tiap individu dalam kurun waktu tertentu. Tanpa disadari pola makan dan gaya hidup seseorang ternyata menyumbang emisi gas rumah kaca yang tidak sedikit.

Emisi gas rumah kaca merupakan faktor semakin tingginya suhu bumi atau pemanasan global. Akibatnya terjadi perubahan iklim seperti cuaca yang semakin tidak teratur, mencairnya es di kutub dan banyak faktor lainnya yang akan mempengaruhi kehidupan di bumi.

Salah satu upaya menyelamatkan bumi ternyata bisa dimulai dari tiap individu dengan merubah gaya hidup sehingga dapat meminimalisir jejak karbon yang dihasilkan.

Berikut tips sederhana yang bisa diterapkan dalam kehidupan sehari-hari demi menyelamatkan bumi dari ancaman perubahan iklim seperti dikutip Healthline.

Stop membuang makanan

Limbah makanan merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Sebab makanan yang dibuang akan terurai di tempat pembuangan sampah dan mengeluarkan gas metana, gas rumah kaca yang sangat kuat. Selama periode 100 tahun, metana diperkirakan memiliki dampak 34 kali lipat lebih kuat dari karbon dioksida terhadap pemanasan global.

Diperkirakan setiap orang di planet bumi menghabiskan rata-rata 428–858 pon (194–389 kg) makanan per tahun. Mengurangi limbah makanan adalah salah satu cara termudah untuk mengurangi jejak karbon. Rencanakan pembelian bahan makanan dengan hanya membeli apa yang dibutuhkan. Gunakan sisa makanan dengan mengolahnya menjadi makanan atau keperluan lainnya tanpa perlu ada yang dibuang.

Kurangi penggunaan plastik

Menggunakan lebih sedikit plastik adalah bagian penting masuk dalam gaya hidup ramah lingkungan. Pembungkus plastik, kantong plastik, dan wadah penyimpanan plastik biasanya digunakan oleh konsumen dan industri makanan untuk mengemas, mengirim, menyimpan, dan mengangkut makanan.

Namun, plastik sekali pakai merupakan penyumbang utama emisi gas rumah kaca. Mulai sekarang, jangan gunakan kantong plastik dan bungkus plastik saat membeli produk segar. Bawalah tas belanjaan sendiri ke toko. Minum dari botol air yang dapat digunakan kembali dan jangan membeli air kemasan.

Kurangi makan daging

Penelitian menunjukkan bahwa mengurangi asupan daging adalah salah satu cara terbaik untuk menurunkan jejak karbon. Studi dari seluruh dunia menemukan bahwa emisi dari produksi ternak - terutama daging sapi dan sapi perah - mewakili 14,5% emisi gas rumah kaca.

Perbanyak makan protein nabati

Makan lebih banyak protein nabati secara signifikan dapat mengurangi jejak karbon seseorang. Dalam sebuah penelitian, orang dengan jejak karbon terendah memiliki asupan protein nabati tinggi dan asupan protein hewani rendah.

Kurangi produk susu

Mengurangi produk susu, termasuk produk turunanya adalah cara lain untuk mengurangi jejak karbon. Sebuah studi pada 2.101 orang dewasa di Belanda mengungkapkan bahwa produk susu adalah penyumbang terbesar kedua emisi gas rumah kaca individu setelah daging.

Sapi perah dan kotorannya mengeluarkan gas seperti metana, karbon dioksida, oksida nitrat, dan amonia. Ganti susu sapi dan produk turunannya dengan alternatif lain seperti susu nabati dari almond atau kedelai.

Baca Juga: Ingin Selamatkan Bumi? Jangan Sisakan Makananmu di Piring!
Kang Pisman Mampu Kurangi Sampah di TPA

Tanam bahan makanan sendiri

Menanam berbagai sayuran dan buah-buahan sendiri di kebun atau halaman belakang rumah juga dapat membantu mengurangi jejak karbon individu. Mengolah sebidang tanah, berapapun ukurannya dengan mempraktekkan metode pertanian organik, mendaur ulang air hujan, dan membuat kompos dapat mengurangi dampak buruk terhadap lingkungan.

Belilah makanan lokal

Mendukung petani lokal adalah salah satu cara yang tepat untuk mengurangi jejak karbon. Membeli bahan makanan lokal menurunkan ketergantungan pada makanan yang diangkut dari jauh dan membutuhkan kendaraan. Semakin panjang rantai distribusi makanan maka semakin banyak gas karbon dioksida terbuang dari asap kendaraan.