Asyik Banget! Ngabuburit Bermain Meriam Bambu Layaknya Zaman Kemerdekaan

Kegiatan Ngabuburit di Desa Tempuran, Ngawi. (SariAgri/Arief L)

Editor: Tatang Adhiwidharta - Kamis, 15 April 2021 | 15:00 WIB

SariAgri -  Menunggu selang waktu berbuka puasa, sekelompok anak dan remaja di Dusun Jegolan Desa Tempuran, Kecamatan Paron, Kabupaten Ngawi, Jawa Timur, bermain meriam bambu.

Permainan tradisional ini digelar di sebuah lahan perkebunan jati yang letaknya jauh dari pemukiman, sehingga suara dentuman meriam bambu tidak mengganggu warga sekitar.

Mereka bermain sambil mengenakan masker, namun tidak mengurangi keceriaan anak-anak ini dalam bermain meriam bambu. Adapun permainannya terbagi dalam dua kelompok, anak-anak dan remaja, masing-masing membawa meriam bambu dengan panjang sekitar satu meter.

Bahkan agar terasa makin meriah, turut dibawa bendera merah putih seperti suasana perang zaman kemerdekaan RI. Menurut Bambang, salah seorang pemuda pelopor permainan meriam bambu, kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk ngabuburit menunggu datangnya bedug berbuka puasa.

Sementara bambu yang digunakan adalah bambu ori atau bambu duri yang memiliki kekuatan dentuman suara lebih kencang dibanding bambu lainnya.

“Ini permainan meriam bambu yang dimainkan dua kelompok saling berhadapan. Kegiatan ini dilakukan sebagai pengisi waktu jelang berbuka puasa. permainan ini sama sekali tidak berbahaya, karena tidak ada lontaran benda apapun. hanya saja suaranya mengelegar seperti meriam," ujar Bambang kepada SariAgri Kamis (15/4/2021).

Bambang menambahkan, bahan utama yang digunakan dalam permainan ini yaitu bambu ori yang biasa digunakan untuk bahan mebeler. Selain itu untuk menimbulkan efek ledakan digunakan bahan karbit yang dicampur air kemudian disulut dengan api.

Permainan bambu di desa ini sudah menjadi permainan yang tak akan ditinggalkan setiap bulan puasa. Pasalnya, permainan tersebut memang sudah menjadi tradisi dan diwariskan secara turun temurun.

Ngabuburit anak-anak desa Tempuran, Ngawi bermain meriam bambu. (SariAgri/Arief L)
Ngabuburit anak-anak desa Tempuran, Ngawi bermain meriam bambu. (SariAgri/Arief L)

Tak hanya peserta pria, permainan ini juga disukai remaja perempuan untuk menguji adrenalin. Meski awalnya mengaku takut, namun akhirnya setelah mencoba menjadi ketagihan dengan sorak sorai senang setelah berhasil menyulut meriam dan mengeluarkan ledakan.

“Awalnya takut, tapi lama-lama terbiasa dan berani. Akhirnya ketagihan pengen nyoba terus. Permainan tradisional ini seru dan asyik banget. Sebab bisa mengeluarkan suara yang keras menggelegar seperti meriam sungguhan," ungkap salah seorang peserta permainan perempuan, Elis Fajar Saputri.

Baca Juga: Asyik Banget! Ngabuburit Bermain Meriam Bambu Layaknya Zaman Kemerdekaan
Antri dan Berdesakan, Pedagang dan Pengunjung Pasar Takjil Polewali Abaikan

Keasyikan lain dari permainan ini, jika suara yang keluar sangat lemah atau macet, para peserta akan menertawakannya dengan suara terbahak-bahak.

“Pas gagal meletus itulah yang justru menjadikan suasana begitu meriah dan gembira," pungkas gadis berhijab tersebut.