Mahasiswa ITS Gagas Wisata Virtual di Saat Pandemi

Editor: M Kautsar - Selasa, 22 Desember 2020 | 19:15 WIB
SariAgri - Di masa pandemi Covid-19 seperti sekarang ini masyarakat masih takut untuk berwisata, meski telah memasuki kehidupan normal baru.
Sebagai tindak lanjut atas permasalahan tersebut, tim mahasiswa dari Departemen Perencanaan Wilayah dan Kota (PWK) Institut teknologi Sepuluh Nopember (ITS) Surabaya merancang suatu inovasi berupa wisata virtual yang diberi nama V-Eco.
Tiga mahasiswa milenial dengan terobosan wisata virtual V-Eco yakni Aliya Ulil Faddila, Sukma Dyah Aini, dan Selvi Aini Mutiara Fadillah.
“Inovasi V-Eco ini kami buat atas dasar adanya keresahan pengelola wisata yang merasakan dampak pandemi covid-19 terhadap penurunan kunjungan wisata yang mulai sepi akibat wabah corona,“ kata Aliya Ulil Faddila.
Apalagi pariwisata yang berbasis Area Model Konservasi dan Edukasi (AMKE) merosot tajam jumlah pengunjungnya.
“Sehingga kami mencoba membuat wisata menjadi lebih aman di saat pandemi dengan konsep virtual ini,” tutur mahasiswi yang biasa disapa Ulil ini.
Ulil melanjutkan, V-Eco hadir sebagai solusi untuk berbagai permasalahan pariwisata pada saat pandemi di Indonesia. Sebelumnya, Ulil dan tim telah melakukan riset di salah satu wisata AMKE yakni di Desa Oro-Oro Ombo, Kota Batu.
“Setelah itu, dilakukan perencanaan pengembangan V-Eco di desa-desa tertinggal yang memiliki tempat wisata di seluruh Indonesia,” jelasnya.
Ulil menerangkan, Oro-Oro Ombo merupakan salah satu Das Hulu yang berperan penting bagi masyarakat. Sebagai upaya konservasi dan edukasi masyarakat tani yang tergabung dalam kelompok tani hutan di daerah Panderman yang mendirikan wisata edukasi herbal.
“Ada banyak masyarakat yang terlibat dan bergantung pada wisata AMKE ini. Sehingga lewat V-Eco ini dapat memberikan dampak multiplier effect bagi masyarakat sekitar,” tuturnya.
V-Eco sendiri, menurut Ulil, dirancang dalam bentuk website yang memiliki video virtual dengan fokusan tiga dimensi (3D). Nantinya para pengunjung dapat mengakses website-nya dan memilih perjalanan ke mana.
Selanjutnya para pengunjung akan diajak berkeliling di tempat wisata tersebut melalui video tiga dimensi (3D). “Nantinya pengunjung dapat mengetahui apa saja yang ada di wisata tersebut mulai dari isi wisata hingga apa yang dijual di sana,” kata dia.
Sambung Ulil, V-Eco ini juga dilengkapi fitur favorit yang berfungsi untuk menyimpan perjalanan pengunjung yang disukai. Sehingga video virtual bisa dinikmati dan diputar kapan saja berulang-ulang kali.
Ke depan, Ulil menargetkan untuk dapat mengembangkan V-Eco ke generasi muda sekarang agar potensi pariwisata di Indonesia terus berkembang. Ulil berharap V-Eco dapat memberikan dampak ekonomi kepada masyarakat di sekitar wisata tersebut berupa peningkatan pendapatan, sehinggat empat wisata yang berbasis AMKE seperti di Desa Oro-Oro Ombo ini dapat menjadi wisata yang elastis.
“Di samping itu, kami juga ingin konsep ini dapat diimplementasikan oleh pengelola melalui kerja sama dengan stakeholder terkait,” pungkasnya. (Sariagri/Arief L)