Perdagangan Indonesia-AS Diharapkan Naik Menjadi 60 Miliar Dolar AS

Ilustrasi kegiatan ekspor impor hasil pertanian. (Pxhere)

Editor: Arif Sodhiq - Senin, 23 November 2020 | 09:30 WIB

SariAgri - Staf ahli Kementerian Perdagangan Bidang Hubungan Internasional Arlinda melakukan kunjungan kerja ke Amerika Serikat (AS). Kunjungan kerja ini dalam rangka menyusun rencana aksi bersama dengan AS untuk meningkatkan perdagangan antar kedua negara.

Pertemuan Arlinda dengan pihak AS yang diwakili Joe Semsar dari Undersecretary US Department of Commerce membahas keinginan kedua negara untuk meningkatkan perdagangan hingga dua kali lipat dalam lima tahun ke depan. Pada tahun 2019 total perdagangan Indonesia-AS tercatat mencapai 27,11 miliar dolar AS.

Diharapkan dengan adanya rencana aksi bersama AS dalam peningkatan perdagangan dapat menambah angka total perdagangan antar negara menjadi 60 miliar dolar AS.

“Kedua negara akan mengidentifikasi langkah yang konkret dan quick win untuk dikembangkan bersama. Selain itu USDOC terbuka untuk berbagi best practice bidang perdagangan di AS antara lain dalam promosi ekspor dan berbagi informasi mengenai perdagangan digital," ujar Arlinda.

Kunjungan kerja ini merupakan bagian dari rangkaian kunjungan kerja delegasi RI ke AS pada 16-17 November 2020 yang dipimpin Menteri Koordinator Kemaritiman dan investasi Luhut Binsar Pandjaitan.

Dalam kunjungan tersebut terdapat agenda membahas tindak lanjut keputusan GSP dan eksplorasi langkah dalam peningkatan perdagangan dua arah. Selama pandemi tercatat kegiatan ekspor Indonesia ke AS tetap terjaga dengan ditunjukkan surplus perdagangan bagi Indonesia pada periode Januari-September 2020 sebesar 7,24 miliar dolar AS naik 16,41 persen dibanding periode sama tahun lalu. Dengan kata lain selama lima tahun terakhir neraca perdagangan Indonesia selalu surplus terhadap AS dengan tren 4,68 persen.

Baca Juga: Perdagangan Indonesia-AS Diharapkan Naik Menjadi 60 Miliar Dolar AS
Stok Akhir Tahun Menjadi Saldo Awal Neraca Gula Tahun 2021

Untuk diketahui GSP (generalized system of preferences) merupakan kebijakan perdagangan suatu negara yang memberi pemotongan bea masuk impor terhadap produk ekspor negara penerima. Biasanya kebijakan perdagangan ini dimiliki negara maju untuk membantu perekonomian negara berkembang. Indonesia sudah mendapat GSP dari beberapa negara seperti AS, Australia dan negara di UNI EROPA.

DSelain itu produk ekspor utama Indonesia ke AS pada tahun 2019 antara lain udang beku, karet alam, alas kaki, ban dan produk tekstil. Sedangkan produk impor utama Indonesia dari AS antara lain kedelai, kapas dan gandum. (Dwi Rachmawati)