Mahasiswa Malang Tuntut Pemerintah Pedulikan Nasib Petani dan Pendidikan

Aksi tuntutan pada Hari Tani di Malang, Jawa Timur Kamis (24/09) (Foto: Sariagri/Arief L)

Editor: M Kautsar - Kamis, 24 September 2020 | 22:32 WIB

SariAgri - Ratusan mahasiswa yang mengatasnamakan diri anak petani, nelayan, dan buruh perkebunan menggelar aksi damai di Jalan Tugu depan Gedung DPRD dan Balaikota Malang, Jawa Timur.

Pada momentum Hari Tani ini, para peserta aksi menuntut kesejahteraan keluarga petani. Peserta aksi mendesak Presiden Joko Widodo mengeluarkan kebijakan stabilitasasi harga produk pertanian.

“Kami minta presiden lebih berpihak pada petani yang notabene adalah pejuang ketahanan pangan dan peningkatan standar ekonomi petani Indonesia, “ kata koordinator aksi Hari Tani, Irfan Muhammad, Kamis (24/09).

Menurut Irfan, selama ini nasib petani semakin tidak jelas. Banyak dari petani yang menjadi korban ketidakadilan. Irfan mengatakan, petani kerap mengalami perampasan dan pengusuran lahan pertanian untuk kawasan bisnis.

Oleh karena itu, kata dia, pemerintah harus melakukan pendekatan kepada petani untuk menyerap aspirasi dan memperjuangkan stabilitas harga produk pertanian agar petani tidak selalu rugi. Irfan juga mendesak pemerintah peka terhadap kebutuhan pupuk murah yang saat ini kian sulit didapatkan.

Selain tututan kesejahteraan bagi petani, peserta aksi juga menyoroti isu pendidikan bagi anak petani. Irfan menyuarakan, pemerintah diminta lebih perhatian pada anak petani yang menjadi kelompok termarjinalisasi di perkotaan.

“Saat ini ada 4 juta lebih anak petani di daerah yang tidak mendapatkan kesempatan belajar di kota. Anak-anak petani ini menginginkan adanya keringanan biaya pendidikan yang selama ini sulit mereka gapai akibat mahalnya biaya pendidikan," ucap dia.

Aksi damai ratusan mahasiswa ini, mendapat pengawalan ketat dari aparat kepolisian Polresta Malang Kota. (Sariagri/Arief L)