Sumber Bahan Pangan Fungsional Bernama Bekatul

Ilustrasi bekatul (Foto: Kementan)

Editor: M Kautsar - Senin, 10 Agustus 2020 | 14:32 WIB

SariAgri - Bekatul kerap disepelekan masyarakat. Bahan pangan ini kerap dianggap sama dengan pakan ternak, dedak.

Meski mirip, tekstur bekatul lebih halus. Tekstur ini didapat karena proses penyosohan kedua.

Sedangkan dedak hasil proses penyosohan pertama sehingga teksturnya lebih kasar karena masih terdapat serat maupun kulit padinya.

Menurut Kepala Pusat penelitian dan Pengembangan tanaman Pangan (Puslitbangtan) Priatna Sasmita, dalam beberapa tahun terakhir bekatul menjadi perhatian sebagai pangan fungsional. Berdasarkan hasil penelitian, bekatul mengandung sejumlah senyawa fenolik, serta kaya akan serat pangan, vitamin, serta mineral

“Keduanya sama-sama berasal dari limbah penggilingan padi hasil proses penyosohan, namun yang membedakan adalah bekatul dapat dikonsumsi dan dijadikan pangan fungsional yang bermanfaat bagi kesehatan seperti antikanker, antihipokolesterolemik, dan antiaterogenik,” kata Priatna.

Priatna mengatakan, dalam pemanfaatan hasil samping penggilingan padi ini masih sangat terbatas. Bahkan, dibeberapa penggilingan padi bekatul dibiarkan terbuang sehingga mencemari lingkungan sekitar terutama disaat panen raya.

“Bekatul memiliki potensi yang besar dan mempunyai nilai guna dan ekonomi yang baik apabila dapat ditangani dengan benar dan bisa berdampak positif meningkatkan nilai tambah pada sistem bioindustri pertanian di pedesaan,” ujarnya.