Perajin Pisau Daging Kurban Terpukul Pandemi COVID-19

Dua pandai besi atau perajin sedang membuat pisau di Jombang, Jawa Timur (SariAgri/ Arief L)

Penulis: Arya Pandora, Editor: Rojes Saragih - Minggu, 2 Agustus 2020 | 15:01 WIB

SariAgri -  Momen hari raya Idul Adha yang biasanya menjadi berkah bagi para perajin pisau pemotongan hewan kurban, kini tidak bisa lagi diharapkan. Para perajin pisau di sejumlah daerah di Jawa Timur, justru mengeluhkan penurunan omzet penjualan hingga 70 persen, akibat dampak pandemi virus corona atau Covid-19.
 
Salah satunya dirasakan Muh Gufron, perajin pisau asal Desa Tambar Kecamatan Jogoroto Kabupaten Jombang Jawa Timur. Sejak pandemi Covid-19, permintaan pisau menurun drastis, bahkan pada momen Idul Adha yang biasanya terjadi peningkatan permintaan, tahun ini juga terjadi penurunan hingga 70 persen.

“Biasanya kalau jelang idul adha, permintaan pisau penyembelihan hewan kurban meningkat seperti dari Surabaya hingga Yogyakarta, kini sudah sepi orderan. Kalaupun ada permintaan itu sebatas warga lokal sekitar sini saja, “ keluah Muh Gufron kepada SariAgri.  
 
Ia menduga anjloknya permintaan pisau penyembelih maupun pemotong daging hewan kurban akibat adanya pandemi Covid-19 yang berimbas lemahnya daya beli masyarakat. Selain itu, banyaknya pisau produksi pabrikan di pasaran membuat pemasukan pengrajin pisau tradisional terpinggirkan.

Kondisi minimnya pesanan pisau penyembelih hewan kurban juga dirasakan pengrajin pandai besi di Desa Suratmajan Kecamatan Maospati Kabupaten Magetan Jawa Timur. Salah satunya diungkapkan Sudarto, perajin pande besi setempat yang mengaku pada tahun lalu saat hari raya Idul Adha, ia mampu menerima pesanan hingga 10 pisau setiap harinya.

Baca Juga: Perajin Pisau Daging Kurban Terpukul Pandemi COVID-19
Pemprov DKI Perketat Pengawasan Dunia Usaha Terkait Klaster Perkantoran

Namun di saat pandemi covid-19 ini, hanya memproduksi 5 pisau setiap harinya. Sudarto menyebutkan penurunan pesanan ini mencapai 50 persen dibandingkan tahun lalu. Meski permintaan menurun, dirinya tetap menjaga kwalitas pisau agar para pembeli tidak kecewa, terutama yang akan digunakan untuk menyembelih hewan kurban.

Untuk setiap pisau dijual mulai Rp 30 ribu hingga Rp 100 ribu perbijinya, tergantung besar kecil dari pisau dan golok tersebut. Biasaya pembeli langsung datang memesan untuk dijual kembali. perajin pande besi hanya berharap virus covid-19 segera cepat teratasi agar produksi pisaunya bisa kembali normal/ seperti tahun yang lalu. (Arief L/ SariAgri Jawa Timur)