2025, Indonesia Dibayang-bayangi Krisis Air Bersih

Ilustrasi Air (Pixabay)

Editor: Dera - Kamis, 5 Januari 2023 | 16:00 WIB

Sariagri - Ancaman krisis air tak hanya dialami oleh banyak negara, tapi juga oleh Indonesia. Meski dikenal sebagai negara yang kaya akan sumber daya alam, namun jika tak diantisipasi, maka Indonesia pun akan mengalami krisis air bersih.

Forum Air Dunia bahkan memprediksi Indonesia berpotensi kehilangan sumber air bersih pada tahun 2024 dan mengalami krisis air pada 2025. Ironinya, hal tersebut bisa diperparah dengan ancaman kekeringan akibat perubahan iklim.

Seperti diketahui, air bersih merupakan salah satu jenis sumber daya air bermutu baik dan sangat penting bagi kehidupan, yang dimanfaatkan manusia untuk dikonsumsi maupun untuk keperluan sehari-hari. 

Namun, ketersediaan air bersih kian terbatas dan menipis. Mengutip buku Introduction to Environmental Engineering yang ditulis oleh David A Cornwel dan Mackenzie L Davis, Indonesia memiliki tiga tantangan berat mengenai sumber daya air dan keberlanjutannya, seperti kebutuhan yang terus meningkat, distribusi air tawar yang tidak merata, serta pencemaran air yang semakin meningkat. 

Melansir laman resmi Dewan Sumber Daya Air Mineralpenyebab krisis air bersih di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor, seperti pertambahan penduduk, perubahan iklim, perubahan tata guna lahan, pertambahan jumlah gedung dan bangunan-bangunan yang menutupi area resapan air, serta pemanfaatan air secara berlebihan.

Krisis Air Bersih Kian Nyata

Sebagai Ibu Kota Negara, Jakarta justru menjadi salah satu kawasan yang mengalami krisis air bersih. Badan Geologi, Kementerian Energi Dan Sumber Daya Mineral menyatakan, bahwa 80% air tanah di wilayah Cekungan Air Tanah (CAT) Jakarta tidak memenuhi standar Menteri Kesehatan No. 492 tahun 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.

Jakarta bagian utara bahkan menjadi wilayah terparah, di mana secara umum CAT air tanahnya mengandung unsur Fe (besi) dengan kadar yang tinggi serta kandungan Na (Natrium), Cl (Klorida), TDS (Total Disolve Solid) dan DHL (Daya Hantar Listrik) yang tinggi akibat adanya pengaruh dari intrusi air asin. 

Berdasarkan pemetaan awal Perusahaan Umum Daerah Air Minum (PAM) Jaya, ada 9 titik wilayah krisis air bersih di Jakarta, yang kebanyakan terdapat di wilayah Jakarta Utara dan Jakarta Barat, seperti Duri Kosambi, Semanan, Kalideres, Taman Sari, Kampung Marunda, dan beberapa titik lainnya. 

Kelangkaan air bersih memang menjadi isu lingkungan hidup yang menjadi perhatian serius dari pemerintah. Guna mengatasi hal tersebut, Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral pun membangun ratusan titik sumur bor air bersih yang tersebar di seluruh Indonesia.

Baca Juga: 2025, Indonesia Dibayang-bayangi Krisis Air Bersih
Hati-hati, Masalah Air Minum Bersih Terus Mengintai

Sedangkan Ketua Dewan Sumber Daya Nasional Airlangga Hartanto menyampaikan bahwa pengelolaan Sumber Daya Air (SDA) yang terpadu tentunya akan mendorong ketahanan air nasional dan menjamin tersedianya sumber air baku untuk kebutuhan air nasional, termasuk air di masyarakat yang digunakan untuk kebutuhan air sehari-hari serta untuk mendukung mata pencaharian. 

Sementara itu, upaya lain yang juga bisa dilakukan untuk mencegah krisis air bersih adalah dengan memanfaatkan air dengan bijak dan tepat guna, menanam pohon atau reboisasi, pembuatan biopori, beralih ke produk alami, hingga membuat tempat penampungan hujan.