Potret 300 Hektare Lahan Pertanian dan Perkebunan Terdampak Semeru

Editor: Tatang Adhiwidharta - Rabu, 7 Desember 2022 | 13:30 WIB
Sariagri - Sedikitnya 6 desa di 4 Kecamatan di Kabupaten Lumajang, Jawa Timur terkena dampak Awan Panas Guguran (APG) dan aliran lava Gunung Semeru. Kondisi ini menyebabkan leboh dari 2.000 warga mengungsi.
“Ada sekitar 2.219 warga dari 6 desa di 4 kecamatan yang mengungsi menyusul erupsi Gunung Semeru disertai APG, Lava pijar yang turun maupun abu vulkanik yang ditimbulkan ke kawasan-kawasan di sekitarnya,” tutur Bupati Lumajang, Thoriqul Haq kepada Sariagri di Posko Pengungsian Desa Penanggal, Kecamatan Candipuro.
Sementara data area pertanian dan perkebunan terdampak aktivitas vulkanik gunung semeru, mencapai lebih dari 300 hektare.

“Lahan pertanian hingga perkebunan yang terdampak langsung maupun tak langsung di 6 desa tersebut yakni Desa Sumberurip dan Desa Capiturang Kecamatan Pronojowo, Desa Sumbersari Kecamatan Rowokangkung, Desa Sumberwuluh dan Desa Penanggal Kecamatan Candipuro. Kemudian Desa Pasirian Kecamatan Pasirian,” rinci Gus Thoriq panggilan akrab Bupati Lumajang.
Lahan pertanian yang terdampak aktivitas vulkanik gunung semeru, lanjutnya, antara lain padi, tomat, kubis, singkong, tebu, jagung, kacang tanah, ketela dan jenis tanaman lainnya. Sedangkan perkebunan yang terkena imbas dan rusak yakni cengkeh, kopi, kelapa dan tebu.
“Saya paham yang dirasakan masyarakat terdampak. Sementara bersabar mari mengungsi, utamakan keselamatan jiwa. Untuk lahan garapan pertanian dan perkebunan sementara bisa dicarikan solusi berikutnya,” ujar Gus Thoriq.
Oleh karena itu, dirinya meminta agar warga tidak melakukan aktivitas apa pun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari pusat erupsi.
“Di luar jarak tersebut, masyarakat utamanya petani diharapkan tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai (sempadan sungai) di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi terlanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak,” terangnya.
Ia juga meminta masyarakat untuk tidak beraktivitas dalam radius 5 kilometer dari kawah atau puncak Semeru karena rawan terhadap bahaya lontaran batu (pijar).
Di samping itu, imbuhnya, masyarakat diharapkan agar mewaspadai guguran awan panas, guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru, terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sementara terkait pengungsian, pihaknya telah menyiapkan 12 posko. Rinciannya sebanyak 266 orang ditampung di pengungsian SDN 4 Supiturang, 79 orang di Masjid Supiturang, 70 orang di Masjid Nurul Jadid Pronojiwo, 217 orang di Balai Desa Oro-oro Ombo, 100 orang di SMPN 2 Pronojiwo, 119 orang di SDN 2 Sumberurip dan 228 jiwa di Balai Desa Sumberurip.
Baca Juga: Potret 300 Hektare Lahan Pertanian dan Perkebunan Terdampak SemeruDeru Sumberwuluh yang Sangat Subur Terdampak Erupsi Semeru
Selain itu sebanyak 131 orang pengungsi ditampung di Balai Desa Penanggal, 52 orang di Pos Gunung Sawu Candipuro, 216 orang di Balai Desa Pasirian, 150 orang di Lapangan Candipuro dan terbanyak 600 orang di Kantor Kecamatan Candipuro.
"Sedangkan untuk layanan kesehatan kami siapkan tempat perawatan sementara rujukan di Puskesmas Pasirian, Tempeh, Penanggal dan Candipuro," tandasnya.