ESDM Sebut Efisiensi Energi Jadi Kontributor Nyata Mitigasi Perubahan Iklim

Ilustrai - Dampak perubahan iklim. (Pixabay)

Penulis: Rashif Usman, Editor: Dera - Senin, 31 Oktober 2022 | 16:45 WIB

Sariagri - Staf Khusus Menteri Energi Dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Bidang Strategi Pencapaian Transisi Energi Ego Syahrial mengatakan bahwa konservasi dan penggunaan efisiensi energi menjadi kontributor nyata dalam memitigasi perubahan iklim dan pemanasan global.

Ditambah lagi dengan adanya panas ekstrem, perubahan ekosistem dan kenaikan permukaan air laut menjadi ancaman nyata bagi masyarakat global saat ini, termasuk bagi Indonesia sebagai negara kepulauan.

"Jika kita bicara pada tatanan global, saat ini semua negara berupaya menjaga kenaikan suhu global hingga 1,5?C untuk menghindari dampak bencana global dan perubahan iklim antara lain panas ekstrem, naiknya permukaan laut, punahnya beberapa makhluk hidup, perubahan ekosistem, dan punahnya terumbu karang serta kerusakan pada ekosistem laut," kata Ego, dikutip dari keterangan tertulisnya, Senin (31/10).

Ego menyampaikan bahwa Langkah-langkah mitigasi perubahan iklim perlu dilakukan untuk mencegah atau memperlambat terjadinya perubahan iklim dengan menurunkan emisi karbon seperti yang tertuang dalam dokumen Nationally Determined Contribution (NDC).

"Pemerintah Indonesia telah berkomitmen untuk menurunkan emisi gas rumah kaca sebesar 29% pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan usaha sendiri dan penurunan emisi gas rumah kaca sebesar 41% % pada tahun 2030 terhadap skenario business as usual dengan bantuan internasional. Khusus sektor energi, angka ini diterjemahkan menjadi penurunan emisi sebesar 314 juta ton CO2e pada tahun 2030. Sampai dengan tahun 2021, realisasi penurunan emisi gas rumah kaca sektor energi mencapai 70 juta ton CO2e," ujar Ego.

Baca Juga: ESDM Sebut Efisiensi Energi Jadi Kontributor Nyata Mitigasi Perubahan Iklim
Turki Bakal Masukan 'Perubahan Iklim' Dalam Kurikulum Pendidikan

Ego mengungkapkan bahwa pekerjaan besar ini tidak mungkin dilakukan tanpa kerjasama yang baik dari semua pihak dan dengan dukungan masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terkait dengan mitigasi perubahan iklim dan upaya riil dan konsisten dari segenap pihak dalam menekan penggunaan energi, menjaga kesinambungan lingkungan, serta mengurangi emisi gas rumah kaca.

Indonesia sendiri telah menargetkan net zero emission pada tahun 2060 mendatang dan menyusun langkah langkah konkret ke arah itu dengan melaksanakan 4 pilar menuju negara emisi nol bersih atau Net Zero Emission (NZE), yaitu memasifkan penggunaan energi baru terbarukan, meningkatkan elektrifikasi untuk seluruh sektor sehingga tidak lagi menggunakan BBM, menyalurkan energi energi yang berasal dari energi baru terbarukan ke pulau pulau yang memang membutuhkan, dan melakukan konservasi dan efisiensi energi.