Takut Lockdown, Pengunjung IKEA di Shanghai Berhamburan Keluar

Editor: Putri - Selasa, 16 Agustus 2022 | 20:15 WIB
Sariagri - Pengunjung yang panik bergegas berlari ke pintu keluar IKEA di Shanghai. Mereka berlarian setelah otoritas kesehatan memerintahkan toko untuk ditutup setelah adanya kontak dekat COVID-19.
Mengutip CNN, beberapa video di media sosial menunjukkan pengunjung IKEA berteriak dan mendorong satu sama lain dalam upaya untuk melarikan diri dari gedung sebelum pintu ditutup.
Dalam jumpa pers Minggu 14 Agustus 2022, Zhao Dandan, wakil direktur Komisi Kesehatan Shanghai, mengatakan "toko dan area yang terkena dampak" akan berada di bawah manajemen selama dua hari.
Orang-orang di dalam lingkaran itu harus menjalani dua hari karantina di fasilitas pemerintah. Selain itu orang-orang terkait juga harus berada di pengawasan kesehatan selama lima hari.
Pada 15 Agustus 2022, otoritas kesehatan Shanghai melaporkan enam kasus COVID-19 yang ditularkan secara lokal di Shanghai, di mana lima di antaranya tidak menunjukkan gejala.
IKEA di distrik Xuhui, Shanghai, ditutup sementara sebagai tanggapan terhadap "pedoman pencegahan epidemi" dari pihak berwenang. IKEA baru dibuka hari ini, Selasa (15/8/2022).
Shanghai, rumah bagi 25 juta orang, pernah di-lockdown selama dua bulan awal tahun ini, yang menyebabkan kemarahan publik. Banyak penduduk Shanghai yang melaporkan kesulitan dalam memesan kebutuhan sehari-hari termasuk makanan dan obat-obatan.
Lockdown diberlakukan di bawah kebijakan nol-COVID Cina. Akibat kebijakan tersebut, pemerintah Cina bergantung pada lockdown seluruh kota, pengujian massal, dan karantina ekstensif untuk membasmi kebangkitan virus.
Mengandalkan teknologi seluler dan data besar, pemerintah Cina menggunakan sistem "kode kesehatan" berbasis warna untuk mengendalikan pergerakan orang dan mengekang penyebaran virus.
Baca Juga: Takut Lockdown, Pengunjung IKEA di Shanghai Berhamburan KeluarHendak Berlibur, Turis di Beihai Cina Justru Terdampak Lockdown
Lockdown mendadak menjadi hal biasa di negara ini, dengan masyarakat semakin frustrasi dengan aturan ketat karena ekonomi yang semakin terhimpit.
Pekan lalu, lebih dari 80.000 turis terdampar di pulau resor populer Hainan setelah pihak berwenang mengumumkan langkah-langkah lockdown untuk membendung wabah virus.